Friday, 29 August 2014

Monday, 25 August 2014

Saturday, 23 August 2014

Galeri Narsis

Numpang narsis dulu ya om, tante, bro n sis
disini ada beberapa alumni sawojajar savior tunggu update selanjutnya ya siapa tau kamu yang berkesempatan narsis disini ^_^




yang mau daftar kursus setir mobil di bogor silakan ke
Sawojajar Savior 
Jl Sawojajar no 23 Bogor
telp 0251-8323303 / 085782000829

Thursday, 21 August 2014

Tips Berburu Mobil Bekas


Penulis: Rachmat Muslim

Ada banyak alasan seseorang memilih membeli kendaraan bekas ketimbang mobil baru. Salah satunya adalah soal harga yang sering terpaut jauh. Jika Anda termasuk yang tengah menimbang untuk membeli mobil bekas, sebaiknya teliti memilih. Jangan sampai tertipu, hingga mobil sudah harus masuk bengkel meski baru di tangan.

Ramlan, mekanik Bengkel Metropolitan Motor, Depok, mengungkapkan bila memilih mobil bekas bukan hal mudah. Perlu pengalaman dan pengetahuan khusus tentang mobil, terutama mesin. Ini penting agar Anda terhindar dari mobil bekas curian atau mesin rusak parah.

"Walaupun harga mobil murah tetapi kondisinya tidak sehat juga percuma, Karena biaya perbaikan mobil tidak sedikit," kata Ramlan kepada Plasadana.com.

Ramlan pun memberikan sejumlah tip. Hal pertama yang harus diperhatikan ketika membeli mobil bekas adalah kondisi fisik kendaraan. Tapi jangan hanya mengecek bodi mobil. Anda juga perlu membuka bagasi serta mengintip lapisan mesin bagian dalam. Perhatikan, apakah ada lapisan yang pernah mengalami dempulan. "Bagus juga kalau membeli mobil bekas tapi bodinya masih mulus," ujar dia.

Setelah bentuk mobil, pengecekan selanjutnya adalah kondisi mesin. Di tahap ini, Anda perlu melakukan tes kemudi. Gunanya agar mengetahui apakah mesin masih mempunyai performa baik atau tidak. "Test drive mulai dari perpindahan perseneling, suara dan getaran mesin, serta hentakan kopling ketika melaju."

Calon pembeli pun wajib memeriksa ketersediaan listrik kendaraan. Seperti lampu rem, lampu utama, mesin pendingin atau AC, kunci kontak, klakson, dan lainnya. Jangan lupa untuk mengecek tanggal aki. Sebab aki yang terawat menunjukkan altenator masih bagus.

"Periksa juga kondisi terminal apakah sering dibuka tutup, kondisi perkabelan, kotak sekering mesin, serta kabel ke busi," kata dia.

Setelah memeriksa fisik dan mesin mobil, Ramlan pun menganjurkan calon pembeli agar memeriksa keabsahan berkas kendaraan. Baik masa pajak, kesamaan nomor rangka dan mesin, hingga faktur jual beli. Ini penting karena faktur jual beli menjadi salah satu syarat penjaminan asuransi kendaraan. Sementara catatan kepolisian menunjukkan jika kendaraan itu memang benar telah dipindahtangankan.

"Jika berkas tersebut tidak ada, Anda berhak meminta potongan dari harga mobil yang ditawarkan," ujarnya.

Ia juga mengimbau agar pembeli tidak mudah termakan bujuk rayu penjual mobil bekas. Apalagi bila mereka menawarkan harga miring atau jauh dari pasaran, sebelum Anda sempat melihat kondisi fisik dan mesin kendaraan, serta kelengkapan surat mobil. Karena itu, ia menyarankan membeli mobil bekas di ruang pameran atau dealer mobil bekas yang terpercaya.

"Intinya Anda harus lebih hati-hati, bisa jadi  mobil yang murah itu banyak penyakitnya atau mobil curian," kata Ramlan.

sumber

Cara Mudah Memilih Oli Mobil





Penulis: Rachmat Muslim

Aktivitas yang terlampau padat terkadang membuat pemilik mobil lalai melakukan perawatan penting pada kendaraan, yaitu mengganti oli mesin. Jika seharusnya diganti setiap bulan, dengan alasan sibuk, sudah tiga bulan oli masih belum juga diperbarui. Padahal, jika terus ditunda akan berdampak buruk bagi mesin kendaraan.

Dodi Hermawan, mekanik di Bengkel Oto Trust 55 mengungkapkan, tidak mengganti oli secara teratur bisa menyebabkan masalah serius pada mesin. Yakni, mempercepat penurunan performa dan tenaga mesin, serta mempercepat umur pakai mesin.

Oleh karena itu, ia menyarankan agar pemilik mobil mengecek melakukan pengecekan berkala terhadap oli mobil. Adapun cara yang paling mudah untuk mengecek atau mengetahui kapan harus menggantinya adalah dengan menghitung jarak tempuh sebagaimana yang tertera di buku panduan keluaran pabrik.

Oli sekarang umumnya diganti jika sudah menempuh jarak 10.000 km. "Kalau telambat sekitar 1.000-2.000 km belum ada masalah, paling hanya kotor saja mesinnya, dilakukan carbon clean juga sudah bersih kembali," ujar Dodi kepada Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia.

Keterlambatan penggantian oli, tegasnya, bisa menyebabkan goresan pada piston. Sebab oli memiliki zat pelindung yang lama-lama akan habis. Sehingga, menyebabkan gesekan antarbesi. "Hasilnya, mesin tidak bisa berjalan normal dan menyebabkan turun mesin," ungkapnya.

Selain jarak tempuh, untuk mengetahui kondisi oli, bisa juga dilihat pada warnanya. Apabila warna oli masih cokelat kekuningan, bisa dikatakan masih layak pakai. "Kalau warnanya hitam pekat atau putih, berarti sudah harus segera diganti," tegasnya.

Untuk menggantinya, Dodi mengingatkan agar pengendara tidak salah memilih pelumas. Pemilik kendaraan harus lebih dahulu melihat oli dengan spesifikasi yang cocok untuk mobilnya. Jika salah, mesin tidak akan bekerja optimal.

"Mahal belum tentu baik untuk kendaraan. Jangan termakan merek, lihat dulu spesifikasi oli dan mobilnya," terang Dodi.

Untuk mengetahui apakah oli tersebut cocok atau tidak untuk mobil yang Anda miliki adalah dengan memahami spesifikasi mesin seperti yang tertera pada buku panduan mobil. "Semua oli pada dasarnya sama, yang penting apakah cocok untuk mesin mobil kita," jelasnya.

Selain itu, kekentalan oli juga harus diperhatikan. Kode kekentalan oli mesin adalah SAE yang biasanya tertera di kemasan. Nilai SAE berupa angka yang menandakan seberapa kental oli mesin tersebut.

"Semakin besar angka yang tertera, maka semakin kental oli mesin tersebut, begitu juga sebaliknya," tuturnya.

Jika mobil tersebut merupakan kendaraan yang berfungsi sebagai kendaraan operasional dan digunakan setiap hari, sebaiknya menggunakan oli dengan kekentalan tinggi. "Oli dengan kekentalan yang tinggi tidak mudah menguap pada temperatur tinggi dan lebih awet jika digunakan pada kendaraan dengan jam operasional tinggi," paparnya.

sumber

Ini Sebab Transmisi Mobil Matic Rusak



Penulis : Nasir

Kemacetan yang semakin parah dari hari ke hari mendorong sebagian besar penduduk Jakarta mengendarai mobil matic. Alasannya, lebih mudah mengendarai mobil tanpa kopling itu dalam lalu lintas padat. Sehingga pengendara tidak terlalu kelelahan selama perjalanan.
Meski mudah mengendarai, ternyata transmisi kendaraan ini rentan rusak. Dan 85 persen penyebab kerusakan adalah telat mengganti oli. Menurut Maulana, mekanik Jaya Motor di Jalan Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur, ada beberapa penyebab transmisi mobil matic mengalami malfungsi. Seperti ketika mobil lama terparkir, namun pengendara tidak memindahkan tuas transmisi ke posisi netral atau N.
Pemicu kerusakan lainnya, pemilik mobil kerap menahan transmisi di posisi gigi satu, dan langsung menancap gas setelah memindahkan tuas ke D. "Penyebab lain, kala pengendara memindahkan kondisi tuas dari D ke R, sering berlebihan melakukan engine brake, dan mesin bekerja di putaran yang cukup tinggi," kata Maulana saat dihubungi Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia, Minggu, 10 Agustus 2014.
Menurut Maulana, kerusakan transmisi dapat terindikasi melalui perubahan warna minyak pada torque conventer. Seperti warna minyak bercorak kehitaman meski awalnya bening. Kerusakan transmisi bisa juga terasa dengan lambatnya pacuan, walau si pengendara telah menginjak pedal gas. "Kerusakan juga bisa terlihat ketika tidak terjadi loncatan atau loncatan malah terlalu kasar saat memindahkan persneling," ujar Maulana.
Jika muncul tanda kerusakan transmisi, Maulana mendorong pengendara segera mencari solusi. Sebab ketidakacuhan bakal berakibat fatal. "Otomatis mobil tidak akan bisa jalan," kata Maulana. "Bila kerusakan belum terlalu parah, mobil matic masih bisa dikendarai. Hanya saja berjalan secara lambat."
Kala rusak, hal pertama yang bisa dilakukan pemilik mobil adalah membongkar transmisi. Dari situ akan terlihat apakah persneling matic masih bisa diperbaiki atau tidak. Jika tidak, transmisi pun harus diganti.
Agar awet, si empunya mobil harus harus memperhatikan oli dan filter oli transmisi. Yakni setiap lima ribu kilometer. Dan setelah 20 ribu kilometer, pemilik mesi menguras dan mengganti oli. Maulana juga mengisyaratkan pengecekan transmisi secara berkala. "Jika tidak terpantau kala terjadi kebocoran pada mesin, dapat pula berdampak ke transmisi," kata dia.

sumber

Oli, Elemen Penting Mobil Matic




Penulis: Nasir
Bagi Anda pengguna mobil bertransmsisi otomatis, mungkin sering mencium bau tak sedap ketika berkendara. Padahal pengharum ruangan sudah terpasang. Rasa khwatir pun muncul, jangan-jangan bau gosong itu merupakan indikasi kebakaran.
Menurut Yonet, mekanik Rama Motor di Sidoarjo, Jawa Timur, aroma geseng itu muncul jika suplai oli semakin berkurang. Padahal, transmisi otomatis sangat bergantung pada kualitas oli. Sebab, transmisi bekerja berdasarkan tekanan fluida dari oli yang diatur secara elektrikal. Kondisinya oli yang tidak bagus, pada akhirnya berpengaruh pada performa kendaraan.
"Oli pada mesin mobil matic mempunyai batasan tertentu," kata dia saat diwawancarai Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia, Ahad, 8 Juni 2014. "Indikasi lain, mobil terasa berat ketika dikendarai."
Yonet mengatakan, bau gosong pada kendaraan otomatis jarang terjadi pada mobil manual. Sebab kendaraan non-matic memakai kampas kering. Berbeda dengan mobil matic yang menggunakan kampas basah dan mendapatkan suplai oli.
"Mobil matic diatur oleh rotasi per menit atau RPM, jadi baru bisa jalan setelah digas kencang. Sementara mobil manual menggunakan persneling," katanya.
Untuk penggantian oli, Yonet menyarankan si empunya mobil agar lebih teliti. Terutama pada angka jarak tempuh. Jika kendaraan baru melaju sejauh 20 ribu kilometer, ia berpendapat agar oli tidak diganti dahulu. Sebab jaraknya yang masih pendek tak akan berefek banyak. Sehingga bau gosong bisa saja tetap muncul.
"Pergantian oli di mobil matic yang normal dilakukan setelah jarak tempuh sekitar 40 ribu-50 ribu kilometer," kata da.
Bagi mobil yang telah berjalan hingga 50 ribu kilometer, Yonet mengisyaratkan pergantian oli sekitar delapan hingga sepuluh liter. Pemilik kendaraan pun harus mengecek jenis oli yang akan dipakai. Apakah cocok dengan mobil matic atau tidak. "Jika tidak cocok, akan berdampak pada operasi mesin mobil matic saat dikendarai," ujarnya.

sumber

Rahasia Menjaga Keawetan Kopling Mobil Matic


Penulis: Rachmat Muslin

Mobil bertransmisi otomatis identik dengan kemudahan dan kepraktisan dalam mengemudi. Namun di balik itu, terdapat hal yang tak boleh luput dari perhatian pengendara. Yakni masalah slip kopling.

Pada beberapa kasus, mesin mobil mengeluarkan suara raungan di putaran tinggi, tapi berjalan sangat pelan. Perpindahan gigi persneling juga tidak halus seperti biasa dan terasa menghentak.

Asep, pemilik bengkel Berkah Jaya Matic, Sukmajaya, Depok, mengungkapkan jika kasus slip kopling kerap terjadi pada mobil otomatis. Masalah ini biasanya muncul karena pemilik mobil kurang perhatian terhadap oli transmisi matic. Padahal peran oli transmisi atau automatic transmission fluid (ATF) sangat penting.

"Tekanan cairan ini berguna dalam meneruskan tenaga dari mesin ke penggerak roda," ujar Asep kepada Plasadana.com, Selasa, 27 Mei 2014.

Kepada pemilik kendaraan, Asep menyarankan menggunakan oli transmisi yang bagus. Dan jangan sampai salah memilih oli transmisi. Sebab oli jelek cenderung berkualitas daya lumas yang kurang bagus juga. Ia pun memperkirakan daya serap panas oli akan berkurang.

"Keadaan seperti ini perlahan membuat kanvas kopling menjadi lebih cepat aus," katanya.

Gaya mengendara pemilik mobil juga berpengaruh kepada keawetan kopling. Sang pengendara harus membiasakan diri untuk memberhentikan mobil sebelum memindahkan transmisi dari maju (D) ke mundur (P), ataupun sebaliknya. Sebab perpindahan persneling yang terburu-buru bisa menimbulkan benturan keras pada bagian transmisi. Hingga menyebabkan kanvas kopling bergesekan keras dan cepat terkikis.

Posisi tuas kopling pada saat parkir juga harus menjadi perhatian. Asep pun melarang pengemudi memasukkan tuas ke posisi P bila mobil belum benar-benar berhenti. Dan ketika mobil sedang parkir, persneling tidak boleh pada kondisi D. "Cara ini bisa mengurangi kemungkinan plat kopling cepat rusak," ujarnya.

Penggantian oli secara berkala, sesuai anjuran produsen, juga sangat menentukan umur pakai kopling. Dan penggantian oli transmisi matic biasanya dilakukan ketika jarak tempuh kendaraan mencapa 25 ribu-50 ribu kilometer. Oli transmisi yang sudah harus diganti biasanya memiliki ciri fisik seperti berubah menjadi encer, bau terbakar, dan warnanya relatif lebih hitam.

"Jauh lebih baik mengganti oli transmisi matic secara teratur ketimbang mengganti komponen setelah terjadi kerusakan pada sistem transmisi," ujar Asep.

Gejala slip kopling pada kendaraan matic pun cukup mudah diketahui. Seperti roda kendaraan yang terasa kurang responsif. Seperti mobil baru bergerak maju atau mundur setelah mesin mencapai RPM (rotation per minute) tinggi dan tuas persneling terasa lebih berat. Bila dibiarkan terus, kata Asep, bukan tak mungkin suatu saat mobil tidak sanggup bergerak sama sekali.

Dan jika kopling sudah mengalami slip, satu-satunya cara adalah melakukan pemeriksaan transmisi serta mengganti kopling dan komponen lain yang sudah aus. "Untuk itu, ongkos perbaikannya lumayan mahal," ujarnya.

sumber